Rabu, 08 Maret 2017

CONTOH JURNAL TESIS



MANAJEMEN SUMBER DAYA PENDIDIK
DALAM PEMBELAJARAN AL-QUR’AN
 (Studi Kasus di Taman Pendidikan Al-Qur’an Yasinat Jember)”
Oleh: Fikri Farikhin
jika ingin lengkap, silahkan hubungi saya di 081331325379
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan; 1) Lembaga TPQ Yasinat telah mampu merancang dan menyusun perencanaan sumber daya pendidik secara sistematis. Hal ini terbukti adanya langkah-langkah yang dilakukan pihak lembaga dalam perencanaan sumber daya pendidik, yaitu : menganalisa faktor-faktor penyebab perubahan kebutuhan sumber daya pendidik, meramalkan kebutuhan sumber daya pendidik, menentukan kebutuhan sumber daya pendidik, menganalisa ketersediaan sumber daya pendidik. 2) Pola rekrutmen sumber daya pendidik dilakukan oleh Lembaga TPQ Yasinat dengan secara terbuka dan tertutup. Sedangkan pelaksanaan seleksi dianggap telah memenuhi unsur-unsur profesionalitas.3) Upaya TPQ Yasinat dalam memperkenalkan kondisi lingkungan, budaya, rekan kerja, tugas atau pekerjaan dilakukan dengan memberikan orientasi meski tidak formal. 4) Pengelolaan Kompensasi di TPQ Yasinat dengan cara menganalisa jabatan, mengevaluasi jabatan, mensurvei gaji dan menentukan tingkat gaji, baik kompensasi yang bersifat langsung maupun tidak langsung.

A.  Kajian Teori
1.    Konsep Manajemen Sumber Daya Pendidik
Secara etimologis manajemen sumber daya manusia merupakan integralisasi dari dua konsep yang secara maknawiah memiliki pengertian yang berbeda. Kedua konsep tersebut adalah manajemen dan sumber daya manusia.
Manajemen berasal dari kata “Manus” yang berarti “tangan”, berarti menangani sesuatu, mengatur, membuat sesuatu menjadi seperti yang diinginkan dengan mendayagunakan seluruh sumberdaya manusia  yang ada(Sofyan Amri: 2012:10).
Menurut Ricky W.Griffin (1997:5) manajemen adalah seperangkat aktivitas yang meliputi: perencanaan dan pengambilan keputusan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan yang dilaksanakan langsung oleh suatu sumberdaya organisasi (manusia, uang, benda-benda fisik, dan informasi).
Engkoswara dan Komariah (2010:87) juga menyatakan bahwa manajemen merupakan suatu proses yang kontinu yang bermuatan kemampuan, keterampilan, khusus yang yang dimiliki oleh seseorang untuk melakukan suatu kegiatan baik secara perorangan maupun bersama orang lain atau melalui orang lain dalam mengkoordinasikan dan menggunakan segala sumber untuk mencapai tujuan organisasi secara produktif, dan efisien.
Wagner dan Hollenbeck (1995:49), manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasi dalam rangka mencapai tujuan melalui pembagian kerja.
Hasibuan (2013:9) mengemukakan “Manajemen terdiri dari enam unsur (6 M) yaitu: men, money, method, materials, machines, dan market” . Unsur men (manusia) kemudian berkembang menjadi suatu disiplin ilmu tersendiri yang disebut manajemen sumber daya manusia.
Saefullah (2012:2) mengemukakan, manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumberdaya manusia secara efektif, yang didukung oleh sumber-sumber lain dalam organisasi untuk mencapai tujuan tertentu.
Manajemen sering diartikan sebagai ilmu, kiat, dan profesi. Dikatakan sebagai ilmu oleh Luther Gulick karena manajemen dipandang sebagai suatu bidang pengetahuan yang secara sistematik berusaha mamhami mengapa dan bagaimana orang bekerjasama. Dikatakan sebagai kiat oleh Follet karena manajemen mencapai sasaran malalui cara-cara dengan mengatur orang lain dalam menjalankan tugas. Dipandang sebagai profesi karena manajemen dilandasi oleh keahlian khusus untuk mencapai suatu prestasi manajer, dan para profesional dituntun oleh suatu kode etik (Nanang fattah, 2004:1).
Menurut G.R. Terry, sebagaimana dijelaskan oleh Malayu SP Hasibuan;
“Manajemen merupakan suatu proses yang khas terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, menggerakkan dan mengendalikan, yang dilakukan untuk menentukan serta untuk mencapai sasaran atau tujuan yang telah ditentukan melalui pemanfaatan SDM dan sumberdaya lainnya” (Hasibuan,1990:2)

Menurut Jhon D. Millet sebagaimana dikutip Sukarna:

“Manajemen adalah proses pembimbingan dan pemberian fasilitas terhadap pekerjaan orang-orang yang terorganisir dalam kelompok formil untuk mencapai suatu tujuan yang dikehendaki”(Sukarna,1992:2).

Berdasarkan beberapa pengertian diatatas, penulis menyimpulkan bahwa manajemen merupakan suatu proses  yang meliputi beberapa tahap kegiatan dengan mendayagunakan sumber-sumber yang tersedia dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Kemudian sumber daya manusia meliputi semua orang yang berstatus sebagai anggota organisasi yang masing-masing memiliki peran dan fungsi. Sunyoto (2012:3) mengemukakan “ Sumber daya organisasi secara garis besar dapat dibedakan ke dalam dua kelompok, yaitu sumber daya manusia (human resources), dan sumber daya non manusia (non human resources)”.
Sumber daya pendidik dalam organisasi sekolah merupakan komponen utama bagi keberlangsungan hidupnya. Faktor sarana dan prasarana, sistem, serta bahan merupakan komponen pelengkap terhadap SDM. Sumber daya pendidik dipahami sebagai kekuatan yang bersumber pada potensi manusia yang ada dalam organisasi, dan merupakan modal dasar organisasi untuk melakukan aktivitas dalam mencapai tujuannya.
Sebagaimana Sunyoto (2012:3) menjelaskan bahwa “Sumber daya manusia adalah potensi yang merupakan aset dan berfungsi modal(non material atau non financial) di dalam organisasi bisnis, yang dapat mewujudkan menjadi potensi nyata secara fisik dan non fisik dalam mewujudkan eksistensi organisasi”.
Eksistensi sumber daya pendidik sebagai salah satu faktor produksi sangat penting artinya bagi sekolah. Dalam perkembangannya, organisasi akan menghadapi permasalahan tenaga kerja yang semakin kompleks, dengan demikian pengelolaan sumber daya pendidik mutlak harus dilakukan secara profesional. Meskipun mengelola sumber daya pendidik di era kompetetif ini bukan merupakan hal yang mudah, Oleh karena itu berbagai macam suprastruktur dan infrastruktur perlu dipersiapkan untuk mendukung proses terwujudnya sumber daya pendidik yang berkualitas. Maka disinilah urgenitas peran manajemen sumber daya pendidik dalam sebuah organisasi pendidikan tidak  kecil.
Keberadaan sumberdaya Manusia merupakan bagian integral dalam kehidupan suatu madrasah. Karena masing-masing SDM mempunyai peranan yang strategis, oleh sebab itu, pembinaan terhadapa personal yang ada menjadi tanggung jawab kepala madrasah sebagai pimpinan tertinggi di suatu madrasah. Konsekuensinya setiap kepala madrasah harus memahami benar mengenai lingkup atau dimensi-dimensi kepegawaian (Fatah Yasin, 2012:7).
Nawawi (2000:274)  mengemukakan bahwa sumber daya manusia secara sederhana adalah personalia atau pegawai atau juga karyawan yang bekerja di lingkungan organisasi. Pengertian yang sederhana itu cenderung berdampak pada pengelolaan SDM di lingkungan organisasi yang harus serasi dan dapat memenuhi hakikat, harkat dan martabat serta kebutuhan yang bersifat universal dari makhluk yang berpredikat manusia tersebut.
Jadi sumber daya manusia, dalam hal ini adalah pendidik merupakan sumber daya pendidikan yang akan menentukan tercapainya tujuan pendidikan. Suatu lembaga pendidikan yang dilengkapai dengan fasilitas, sarana dan prasarana yang canggih, tetapi tanpa tenaga pendidik yang baik, kemungkinan besar sulit mencapai tujuan. Walhasil, sumber daya pendidik dapat dipahami sebagai kekuatan yang bersumber pada potensi manusia yang ada dalam lembaga pendidikan dan merupakan modal dasar lembaga pendidikan untuk melakukan aktivitas dalam mencapai tujuan.
Maka yang perlu dilakukan adalah mempersiapkan dan memanfaatkan sumber daya pendidik secara khusus dalam konteks manajemen. Artinya, diperlukan sistem pengelolaan sumber daya pendidik yang bersifat strategis, terintegrasi, saling berkaitan , dan bersatu-padu melalui manajemen sumber daya pendidik.
Sebagaimana Sule mengemukakan (2009:194) “Manajemen sumber daya manusia bisa didefinisikan sebagai proses serta upaya untuk merekrut, mengembangkan, memotivasi, serta mengevaluasi keseluruhan sumber daya manusia yang diperlukan perusahaan dalam pencapaian tujuan”.
Moses N. Kiggundu (Sunyoto, 2012:2) juga mendifinisikan :” Human resource management is the development and utilization of personnel for the effective achievement of individual, organizational, community, national, and international goals and objectives” (manajemen sumber daya manusia adalah pengembangan dan pemanfaatan personel bagi pencapaian yang efektif mengenai sasaran-sasaran dan tujuan-tujuan individu, organisasi, masyarakat, nasional dan internasional).
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen sumber daya pendidik adalah kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian atas pendidik untuk mencapai sasaran, atau dengan kata lain manajemen sumber daya pendidik dapat diartikan sebagai kegiatan perencanaan, pengadaan, pengembangan, pemeliharaan dan penggunaan pendidik dalam upaya mencapai tujuan individual maupun organisasional.
Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) adalah segala kegiatan yang berkaitan dengan pengakuan pada pentingnya pendidik pada suatu lembaga sebagai sumber daya manusia yang vital, yang memberikan sumbangan terhadap tujuan lembaga, dan memanfaatkan fungsi dan kegiatan yang menjamin bahwa sumber daya manusia dimanfaatkan secara efektif dan adil demi kemaslahatan individu, lembaga, dan masyarakat. Dalam pengertian ini, posisi sumber daya manusia tidak bisa digantikan oleh faktor-faktor lain dilihat dari nilai sumbangannya terhadap lembaga. Seorang pendidik dinyatakan memiliki nilai sumbangan kepada lembaga apabila kehadirannya diperlukan, memiliki nilai tambah terhadap produktivitas lembaga dan kegiatannya berada dalam mata rantai keutuhan sistem lembaga itu. Tingkat keberhasilan manajemen sumber daya manusia dalam satu lembaga dapat dikaji dari ketepatan melaksanakan fungsi-fungsi MSDM. Kemaslahatan seorang pendidik harus dilihat dari kepentingan dan kebermaknaan bagi dirinya sendiri, produktivitaslembagadan pihak-pihak yang memperoleh jasa layanan lembaga itu.

0 komentar:

Posting Komentar