MANAJEMEN SUMBER
DAYA PENDIDIK
DALAM
PEMBELAJARAN AL-QUR’AN
(Studi Kasus di Taman Pendidikan Al-Qur’an
Yasinat Jember)”
Oleh: Fikri
Farikhin
jika ingin lengkap, silahkan hubungi saya di 081331325379
Berdasarkan
hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan; 1) Lembaga TPQ Yasinat telah mampu merancang dan menyusun
perencanaan sumber daya pendidik secara sistematis. Hal ini terbukti adanya
langkah-langkah yang dilakukan pihak lembaga dalam
perencanaan sumber daya pendidik, yaitu : menganalisa faktor-faktor penyebab
perubahan kebutuhan sumber daya pendidik, meramalkan kebutuhan sumber daya
pendidik, menentukan kebutuhan sumber daya pendidik, menganalisa ketersediaan
sumber daya pendidik. 2) Pola rekrutmen sumber daya pendidik dilakukan oleh Lembaga TPQ Yasinat dengan secara terbuka dan tertutup.
Sedangkan pelaksanaan seleksi dianggap telah memenuhi unsur-unsur
profesionalitas.3) Upaya TPQ Yasinat dalam memperkenalkan kondisi lingkungan,
budaya, rekan kerja, tugas atau pekerjaan dilakukan dengan memberikan orientasi
meski tidak formal. 4) Pengelolaan Kompensasi di TPQ Yasinat dengan cara
menganalisa jabatan, mengevaluasi jabatan, mensurvei gaji dan menentukan
tingkat gaji, baik kompensasi yang bersifat langsung maupun tidak langsung.
A. Kajian
Teori
1. Konsep Manajemen Sumber Daya Pendidik
Secara etimologis manajemen sumber daya manusia merupakan
integralisasi dari dua konsep yang secara maknawiah memiliki pengertian yang
berbeda. Kedua konsep tersebut adalah manajemen dan sumber daya manusia.
Manajemen berasal dari kata “Manus” yang berarti “tangan”,
berarti menangani sesuatu, mengatur, membuat sesuatu menjadi seperti yang
diinginkan dengan mendayagunakan seluruh sumberdaya manusia yang ada(Sofyan Amri: 2012:10).
Menurut Ricky W.Griffin (1997:5) manajemen adalah seperangkat aktivitas yang
meliputi: perencanaan dan pengambilan keputusan, pengorganisasian, pengarahan,
dan pengawasan yang dilaksanakan langsung oleh suatu sumberdaya organisasi
(manusia, uang, benda-benda fisik, dan informasi).
Engkoswara dan Komariah (2010:87) juga menyatakan bahwa
manajemen merupakan suatu proses yang kontinu yang bermuatan kemampuan,
keterampilan, khusus yang yang dimiliki oleh seseorang untuk melakukan suatu
kegiatan baik secara perorangan maupun bersama orang lain atau melalui orang
lain dalam mengkoordinasikan dan menggunakan segala sumber untuk mencapai
tujuan organisasi secara produktif, dan efisien.
Wagner dan Hollenbeck (1995:49),
manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasi dalam rangka mencapai
tujuan melalui pembagian kerja.
Hasibuan (2013:9)
mengemukakan “Manajemen terdiri dari enam unsur (6 M) yaitu: men, money,
method, materials, machines, dan market” . Unsur men (manusia)
kemudian berkembang menjadi suatu disiplin ilmu tersendiri yang disebut
manajemen sumber daya manusia.
Saefullah (2012:2) mengemukakan, manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses
pemanfaatan sumberdaya manusia secara efektif, yang didukung oleh sumber-sumber
lain dalam organisasi untuk mencapai tujuan tertentu.
Manajemen sering diartikan sebagai
ilmu, kiat, dan profesi. Dikatakan sebagai ilmu oleh Luther Gulick karena
manajemen dipandang sebagai suatu bidang pengetahuan yang secara sistematik
berusaha mamhami mengapa dan bagaimana orang bekerjasama. Dikatakan sebagai
kiat oleh Follet karena manajemen mencapai sasaran malalui cara-cara dengan mengatur
orang lain dalam menjalankan tugas. Dipandang sebagai profesi karena manajemen
dilandasi oleh keahlian khusus untuk mencapai suatu prestasi manajer, dan para
profesional dituntun oleh suatu kode etik (Nanang fattah, 2004:1).
Menurut G.R. Terry, sebagaimana dijelaskan oleh Malayu
SP Hasibuan;
“Manajemen merupakan suatu proses
yang khas terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian,
menggerakkan dan mengendalikan, yang dilakukan untuk menentukan serta untuk
mencapai sasaran atau tujuan yang telah ditentukan melalui pemanfaatan SDM dan
sumberdaya lainnya” (Hasibuan,1990:2)
Menurut Jhon D. Millet sebagaimana
dikutip Sukarna:
“Manajemen adalah proses
pembimbingan dan pemberian fasilitas terhadap pekerjaan orang-orang yang
terorganisir dalam kelompok formil untuk mencapai suatu tujuan yang
dikehendaki”(Sukarna,1992:2).
Berdasarkan
beberapa pengertian diatatas, penulis menyimpulkan bahwa manajemen merupakan
suatu proses yang meliputi beberapa
tahap kegiatan dengan mendayagunakan sumber-sumber yang tersedia dalam rangka
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Kemudian sumber daya manusia meliputi semua orang yang
berstatus sebagai anggota organisasi yang masing-masing memiliki peran dan
fungsi. Sunyoto (2012:3) mengemukakan “ Sumber daya organisasi secara garis
besar dapat dibedakan ke dalam dua kelompok, yaitu sumber daya manusia (human
resources), dan sumber daya non manusia (non human resources)”.
Sumber daya pendidik dalam organisasi sekolah merupakan
komponen utama bagi keberlangsungan hidupnya. Faktor sarana dan prasarana,
sistem, serta bahan merupakan komponen pelengkap terhadap SDM. Sumber daya
pendidik dipahami sebagai kekuatan yang bersumber pada potensi manusia yang ada
dalam organisasi, dan merupakan modal dasar organisasi untuk melakukan
aktivitas dalam mencapai tujuannya.
Sebagaimana Sunyoto (2012:3) menjelaskan bahwa “Sumber daya
manusia adalah potensi yang merupakan aset dan berfungsi modal(non material
atau non financial) di dalam organisasi bisnis, yang dapat mewujudkan
menjadi potensi nyata secara fisik dan non fisik dalam mewujudkan eksistensi
organisasi”.
Eksistensi sumber daya pendidik sebagai salah satu faktor
produksi sangat penting artinya bagi sekolah. Dalam perkembangannya, organisasi
akan menghadapi permasalahan tenaga kerja yang semakin kompleks, dengan
demikian pengelolaan sumber daya pendidik mutlak harus dilakukan secara
profesional. Meskipun mengelola sumber daya pendidik di era kompetetif ini
bukan merupakan hal yang mudah, Oleh karena itu berbagai macam suprastruktur
dan infrastruktur perlu dipersiapkan untuk mendukung proses terwujudnya sumber
daya pendidik yang berkualitas. Maka disinilah urgenitas peran manajemen sumber
daya pendidik dalam sebuah organisasi pendidikan tidak kecil.
Keberadaan sumberdaya Manusia
merupakan bagian integral dalam kehidupan suatu madrasah. Karena masing-masing
SDM mempunyai peranan yang strategis, oleh sebab itu, pembinaan terhadapa
personal yang ada menjadi tanggung jawab kepala madrasah sebagai pimpinan
tertinggi di suatu madrasah. Konsekuensinya setiap kepala madrasah harus
memahami benar mengenai lingkup atau dimensi-dimensi kepegawaian (Fatah Yasin,
2012:7).
Nawawi (2000:274)
mengemukakan bahwa sumber daya manusia secara sederhana adalah
personalia atau pegawai atau juga karyawan yang bekerja di lingkungan
organisasi. Pengertian yang sederhana itu cenderung berdampak pada pengelolaan
SDM di lingkungan organisasi yang harus serasi dan dapat memenuhi hakikat,
harkat dan martabat serta kebutuhan yang bersifat universal dari makhluk yang
berpredikat manusia tersebut.
Jadi sumber daya manusia, dalam hal ini adalah pendidik
merupakan sumber daya pendidikan yang akan menentukan tercapainya tujuan
pendidikan. Suatu lembaga pendidikan yang dilengkapai dengan fasilitas, sarana
dan prasarana yang canggih, tetapi tanpa tenaga pendidik yang baik, kemungkinan
besar sulit mencapai tujuan. Walhasil, sumber daya pendidik dapat dipahami
sebagai kekuatan yang bersumber pada potensi manusia yang ada dalam lembaga
pendidikan dan merupakan modal dasar lembaga pendidikan untuk melakukan
aktivitas dalam mencapai tujuan.
Maka yang perlu dilakukan adalah mempersiapkan dan
memanfaatkan sumber daya pendidik secara khusus dalam konteks manajemen.
Artinya, diperlukan sistem pengelolaan sumber daya pendidik yang bersifat
strategis, terintegrasi, saling berkaitan , dan bersatu-padu melalui manajemen
sumber daya pendidik.
Sebagaimana Sule mengemukakan (2009:194) “Manajemen sumber
daya manusia bisa didefinisikan sebagai proses serta upaya untuk merekrut,
mengembangkan, memotivasi, serta mengevaluasi keseluruhan sumber daya manusia
yang diperlukan perusahaan dalam pencapaian tujuan”.
Moses N. Kiggundu (Sunyoto, 2012:2) juga mendifinisikan :” Human
resource management is the development and utilization of personnel for the
effective achievement of individual, organizational, community, national, and
international goals and objectives” (manajemen sumber daya manusia adalah
pengembangan dan pemanfaatan personel bagi pencapaian yang efektif mengenai
sasaran-sasaran dan tujuan-tujuan individu, organisasi, masyarakat, nasional
dan internasional).
Dari
uraian diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen sumber daya pendidik adalah
kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian atas
pendidik untuk mencapai sasaran, atau dengan kata lain manajemen sumber daya
pendidik dapat diartikan sebagai kegiatan perencanaan, pengadaan, pengembangan,
pemeliharaan dan penggunaan pendidik dalam upaya mencapai tujuan individual
maupun organisasional.
Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) adalah
segala kegiatan yang berkaitan dengan pengakuan pada pentingnya pendidik pada
suatu lembaga sebagai sumber daya manusia yang vital, yang memberikan sumbangan
terhadap tujuan lembaga, dan memanfaatkan fungsi dan kegiatan yang menjamin
bahwa sumber daya manusia dimanfaatkan secara efektif dan adil demi
kemaslahatan individu, lembaga, dan masyarakat. Dalam pengertian ini, posisi
sumber daya manusia tidak bisa digantikan oleh faktor-faktor lain dilihat dari
nilai sumbangannya terhadap lembaga. Seorang pendidik
dinyatakan memiliki nilai sumbangan kepada lembaga apabila kehadirannya
diperlukan, memiliki nilai tambah terhadap produktivitas lembaga dan
kegiatannya berada dalam mata rantai keutuhan sistem lembaga itu. Tingkat
keberhasilan manajemen sumber daya manusia dalam satu lembaga dapat dikaji dari ketepatan melaksanakan
fungsi-fungsi MSDM. Kemaslahatan seorang pendidik harus dilihat dari
kepentingan dan kebermaknaan bagi dirinya sendiri, produktivitaslembagadan pihak-pihak yang memperoleh jasa layanan lembaga itu.
0 komentar:
Posting Komentar