This is default featured slide 1 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
This is default featured slide 2 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
This is default featured slide 3 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
This is default featured slide 4 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
This is default featured slide 5 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
Kamis, 26 Januari 2017
Selasa, 17 Januari 2017
SUKSES DENGAN KEBIASAAN
"KESUKSESAN ADALAH AKUMULASI DARI KEGAGALAN"
#Bob Sadino#
Saya ingin memberikan satu ilustrasi. Kita tahu semua orang menyukai pertunjukan sulap, dan hampir setiap orang diantara kita pernah menyaksikannya.
Apa reaksi yang biasa muncul ketika atraksi sulap memasuki proses klimaks?"waw", "gila bener, kok bisa begitu ya!", mustahil....!", yang paling minimal reaksinya tercengang dengan mulut menganga.
kita terpesona dan takjub dengan pertunjukan sulap hanya karena satu hal sederhana, karena kita tidak tahu apa yang terjadi. Tentu bila kita mengetahui apa yang terjadi, sulap tidak akan menjadi menarik, bukan?
Setiap manusia akan takjub dan terpesona bila ada sesuatu yang "tidak dia harapkan", sesuatu "beyon expectation" yang terjadi dalam satu hal. Sederhananya, yang membuat perasaan takjub adalah sesuatu yang tidak "biasa" terjadi.
Dalam kasus atraksi sulap,misalnya mengambil seekora kelinci dari dalam topi, maka takjubnya penonton diakibatkan karena mereka tidak mengetahui, bagaimana topi yang awalnya kosong dapat mengeluarkan kelinci pada akhirnya.
Proses memang melatih dirinya untuk hanya menampilkan kondisi awal dan kondisi akhir saja, dan menghilangkann proses diantaranya untuk memunculkan efek magis dan takjub pada audiens. Semakin besar proses antara antara yang dihilangkan, maka semakin besar pula efek magis yang dihasilkan.
Menghilangkan proses ini memerlukan keahlian. Dan keahlian ini berasal dari latihan dan pengulangan.
Latihan semacam ini tidaklah mudah, dia melatih beribu-ribu jam latihan dan beratus-ribu kali pengulangan, sehingga menghasilkan gerakan dan kecepatan tanpa cela. Sehingga gerakannya terjadi secara otomatis. Inilah yang disebut habits, atau kebiasaan.
Ketika kita melihat atraksi sulap, maka yang sebetulnya kita lihat adalah hasil dari pengulangan yang sangat banyak. Dan dapat dipastikan, itu bukan trik pertama yang dilakukan pesulap, melainkan pesulap itu telah melatihnya ratusa bahkan ribuan kali.
karena sangat seringnya berlatih, maka bagi pesulap itu, gerakan tangannya yang cepat bukan lagi suatu hal yang istimewa, melainkan telah biasa dia lakukan. Dia telah membiasakan yang tidak biasa dilakuka orang. Dan begitulah dia menghilangkan prosesnya.
Semua mata takjub ketika atraksi berhasil, namun yang mungkin tidak disampaikan oleh pesulap adalah berapa ratus kali percobaannya yang tidak berhasil ketika dia berlatih.
Apa jadinya ketika suatu saat pesulap membuka rahasia trik sulapnya, dan menjelaskan proses "cara mengeluarkan kelinci dari topi" serta memeragakan semua triknya? satu persatu, adegan per adegan? maka anda akan berkata "oh cuma begitu.." "Kalau cuma begitu, saya juga bisa!".
Hikmah yang bisa diambil dari penjelasan diatas adalah, seseorang itu menjadi ahli karena kebiasaan, semakin sering dan lama ia melakukan kebiasaan itu, maka dirinya akan menjadi seorang yang ahli. Anda pun bisa melakukan itu, semakin anda menekuni suatu bidan ilmu, makin sering anda mempraktikannya dan makin lama anda mempraktikannnya, maka anda akan menjadi seorang yang handal dalam bidang tersebut.
Salam sukses......
Sabtu, 14 Januari 2017
ILAHI ANTA MAQSUDI
ILAAHI ANTA MAQSUUDI
Oleh : Fikri Farikhin,M.Pd.I
Tahun 2007 ketika saya semester satu di Sekolah Tinggi Agama Islam Al-Qodiri (STAIQOD), salah satu dosen pengampu kami memberikan tugas untuk me-resume karya perdana beliau yang berjudul Mutiara di Tengah Samudra, yang berisi tentang Biografi, Pemikiran, dan perjuangan KH. Achmad Muzakki Syah. Menurut saya karya beliau ini sangat menarik, hanya saja dikarenakan sesuatu, karya beliau hanya dicetak satu kali dan setalah itu hingga kini tahun 2017 tidak dicetak lagi. bahkan beberapa hari yang lalu ketika saya berbincang-bincang dengan beliau di Masjid Walisongo Al-Qodiri sebelum shalat Jum'at, ketika saya tanya, kenapa buku tersebut tidak dicetak lagi, beliau tidak menanggapi, malahan beliau mengatakan, "Coba sampean menulis tentang beliau, kan sampean santri beliau yang asli". saya jawab saya belum mampu tentang itu, tapi insyaalah suatu saat nanti saya akan menulisnya, ustad. Jawab saya.
Dan untuk mengenang rangkuman itu, disini akan saya tulis sedikit tentang ILAHI ANTA MAQSUUDI.
Bismillahirrohmanirrohim. semoga bermanfaat.
Dalam banyak ceramahnya beliau, KH Achmad Muzakki Syah sering membawakan Hadis yang menyebutkan, bahwa terdapat tiga model hamba dalam beribadah kepada Allah.
Pertama, Kaum yang menyembah Allah hanya karena takut akan siksa-Nya, yang demikian itu adalah model ibadahnya kaum sahaya.
Ke-dua, kaum yang menyembah Allah hanya untuk mengharapkan balasan pahala-Nya (di dunia dan di akhirat), yang demikian itu adalah model ibadahnya kaum pedagang.
Ke-Tiga, kaum yang menyembah Allah bukan karena takut akan siksanya juga bukan karena tamak akan pahalanya, melainkan semata-mata atas dasar kecintaannya kepada Allah dan Rasulnya. Lihatlah syair yang pernah disenandungkan oleh Rabi'ah al-adawiyah,
"Tuhanku, aku menyembah-Mu bukan karena takut akan neraka-Mu, aku menyembahmu semata-mata karena kecintaanku dan kerinduanku pada-Mu."
Diceritakan oleh Kyai Muzakki, suatu hari Rabi'ah Adawiyah berlari melintasi kota Basrah, satu tangannya membawa ember berisi air dan tangan yang satunya membawa obor yang menyala, seseorang bertanya,
"Rabi'ah, apa yang hendak engkau lakukan?
"Aku ingin menyiram neraka dan membakar surga sehingga keduanya lenyap dan tidak ada lagi orang yang menyembah Tuhan karena takut akan neraka atau mengharap surga, melainkan semata-mata demi keindahan-Nya.
Dalam sebuah doanya Rabi'ah Adawiyah berseru,
"Yaa Allah, jika aku menyembah-Mu karena takut neraka, bakarlah aku ke dalamnya, dan jika aku menyembah-Mu karena tamak akan surga, campakkan aku darinya, namun jika aku menyembah-Mu demi Engkau semata, maka janganlah Engkau enggan memperlihatkan keindahan-Mu yang abadi padaku."
Menurut Kyai Muzakki, Allah berfirman kepada nabi Musa as., "Beruntunglah kaum yang menyembah-Ku karena cintanya pada-Ku, menjadikan-Ku tuhan mereka (al-Mahbub), menghabiskan malam dan siangnya untuk beribadah pada-Ku, memfokuskan semua perhatiannya pada-Ku dengan cara memutuskan segala sesuatu selain Aku".
Dalam sebuah hadis juga disebutkan "barang siapa yang menjadikan tujuannya hanya kepada Allah semata, niscaya, Allah akan mengatasi segala problemnya yang lain".
Dalam pandangan Kyai Muzakki, model beribadah yang ke-Tiga itulah yang paling utama, sebab yang mereka inginkan hanya al-Haqq, selain-Nya, tiada yang lebih mereka utamakan selain ma'rifatullah. dikatakan :
"Tuhanku, engkaulah tujuanku, ridho-Mu yang aku cari, harapanku menjadi cinta-Mu dan mengenal-Mu secara mendalam, ILAAHI ANTA MAQSUDI WA RIDHOKA MATHLUBI, A'THINI MAHABBATAK WAMA'RIFATAK."
Bagi mereka makna terdalam dari tauhid adalah menyatukan diri dengann Allah, atau proses transformasi dari kesementaraan menuju kekekalan, dari kesemuan menuju kesejatian, dari posisi berjarak menuju jumbuh atau kebersatuan dengan al-haq, al-wahidah, al-mutlaqoh.
Maka ketika disebut kalimat tauhid, "Laa ilaha illallah" (tidak ada tuhan selain Allah) artinya bagi mereka hanya Allah yang penting, yang utama, yang ujung dari segala ujung tujuan hidupnya, dalam syahadat kita berikrar bahwa tidak ada yang penting selain Allah, bukan tidak ada yang penting selain pahala. artinya, kalau ibadah melulu karena pahala, maka jangan-jangan kita telah menuhankan pahala bukan menuhankan Allah azza wajalla. Ditegaskan oleh mereka : Ana laa uridu minallah illallah, Aku tidak mengharapakan dari Allah kecuali Allah sendiri.
Karena yang penting bagi mereka hanyalah Allah, maka selain-Nya menjadi tidak penting, penilaian orang lain tidak penting, jabatan, ketenaran dan segala macam rumbai dan hiruk-pikuk duniawiyah juga tidak penting, bagi mereka kenikmatan bersama Allah jauh lebih berharga dibanding apa saja yang ada di dunia ini. Karena yang penting bagi mereka hanyalah Allah, maka dirinya selalu menempatkan kehendak Allah di atas segalanya, walaupun harus dengan mengorbankan sesuatuy ngp iiang ia cinta id dunia ini.
Ketika seseorang mengaggap hanya Allah yang penting, maka dirinya selalu menyerahkan semua perkaranya kepada Allah dan yakin sepenuhnya terhadap janji-janji Allah, ridha atas seegala yang terjadi, berprasangka baik kepadanya-Nya dan menunggu dengan sabar pertolongan-Nya.
Dalam pandangan Kyai Muazakki, jika seseorang bertekad hanya menjadikan Allah yang penting dalam hidupnya, maka dia tidak akan pernah ragu apalagi protes terhadap apapun yang menjadi keputusan Allah, sebab bila masih ada keraguan berarti tekadnya masih belum maksimal, padahal sedikitpun tak ada kebaikan dalam keraguan.
Kyai Muzakki menyadari dalam tataran praktis, memang tidak sedikit diantara manusia yang kadang sulit menerima kenyataan, karena yang terjadi tidak seperti yang diharapakannya, padahal semua keputusan Allah adalah yang terbaik baginya, tetapi dalam hidup ini, manusia lebih banyak menuntut sesuatu sesuai kemauan dirinya sendiri dan bukan sesuai dengan kemauan Allah, lalu mereka berburuk sangka pada Allah, padahal berburuk sangka hanya menunjukkkan bahwa seseorang belum bersungguh-sungguh menjadikan Allah sebagai satu-satunya yang penting dalam hidupnya.
Kyai Muzakki mengingatkan, bila seseorang bersungguh-sunguh, akan menjadikan Allah sebagai satu-satunya yang penting dalam hidupya, maka jadilah ia pengabdi sejati yang memegang prinsip What can I do for you, yang hanya memberi tanpa pamrih, tidak pernah memaksa dan tidak pernah ingin menonjol, dia hanya ingin terkenal di langit dan bukan di bumi.
Kyai Muzakki menegaskan bila seseorang bersungguh-sungguh akan menjadikan Allah sebagai satu-satunya yang penting dalam hidupnya maka yakinlah!, sebab tanpa keyakinan, kepastian akan menjadi sirna, tetapi dengan keyakinan, sesuatu yang mustahil (impossible) bisa jadi kenyataan (become true).
Juga bersabarlah! karena dengan sabar, semua bisa menjadi baik, sabar dalam musibah adalah pakaian nabi Ayyub as., sabar dalam taat adalah hiasan nabi ibrahim as.,sabar dalam menolak maksiat adalah mahkota nabi yusuf as., ketidak sabaran berakibat perpisahan antara nabi khidir as., dengan nabi musa as.,ketidak sabaran membuat umat islam kalah dalam perang uhud, ketidak sabaran membuat berbagai kebaikan lepas dari genggaman seseorang.
Menurut kyai muzakki, bila tidak ada pesta yang tak berakhir, maka tidak ada pula badai yang tidak berlalu, dan setelah kesulitan pasti ada kemudahan itulah sunnatullah, maka kabarkan pada malam bahwa sang fajar akan segera tiba , kabarkan juga pada orang-orang yang dilanda kesusahan bahwa pertolongan allah akan segera datang, karena itu jangan pernah berputus asa walau sekejap.
Jumat, 13 Januari 2017
SOSIALISASI CIRI-CIRI KEASLIAN UANG UANG RUPIAH
SOSIALISASI CIRI-CIRI KEASLIAN UANG RUPIAH TAHUN EMISI 2016
DI KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA JEMBER
Kemarin tanggal 12 Januari 2017 saya mewakili Pesantren Al-qodiri untuk menghadiri undangan BI (Bank Indonesia) Jember, dan tulisan ini adalah hasil sosialisasi pada acara itu. Undangan yang hadir oleh Wakil Bupati Jember, Kiai Mukit Arif, juga Polres jember, pimpinan-pimpinan pesantren se Jember, 5 Pimpinan peguruan Tinggi di jember, sebagian ada juga mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi jember.
Dari persentasi Pimpinan BI Jember, Bapak Bunyamin, dan sedikit tanya jawab saya ketika makan-makan bersama beliau. Karena ketepatan sekali saya satu meja bersama beliau ketika makan siang. Sehingga saya mengajukan beberapa pertanyaan terkait uang baru ini. dan semoga tulisan ini bermanfaat untuk para pembaca sekalian. aminn.
Inilah hasil dari wawancara saya :
Apakah benar, di uang yang sekarang beredar ini, ada gambar palu arit ?
TIDAK, yang benar, itu adalah gambar Rectoverso.
Rectoverso adalah suatu teknik cetak khusus pada uang kertas yang membuat sebuah gambar berada di posisi yang sama dan saling membelakangi di bagian depan dan belakang. Apabila dilihat tanpa diterawang, gambar akan terlihat seperti ornamen yang tidak beraturan. Namun apabila diterawang, rectoverso akan membentuk sebuah gambar yang utuh.
Jika diterawang, rectoverso pada uang Rupiah akan membentuk lambang BI (singkatan dari Bank Indonesia). Rectoverso tidak dirancang untuk membentuk atau dimaknai sebagai gambar atau simbol lain, selain lambang BI.
Apakah benar, di uang yang sekarang beredar ini, ada gambar palu arit ?
TIDAK, yang benar, itu adalah gambar Rectoverso.
Rectoverso adalah suatu teknik cetak khusus pada uang kertas yang membuat sebuah gambar berada di posisi yang sama dan saling membelakangi di bagian depan dan belakang. Apabila dilihat tanpa diterawang, gambar akan terlihat seperti ornamen yang tidak beraturan. Namun apabila diterawang, rectoverso akan membentuk sebuah gambar yang utuh.
Jika diterawang, rectoverso pada uang Rupiah akan membentuk lambang BI (singkatan dari Bank Indonesia). Rectoverso tidak dirancang untuk membentuk atau dimaknai sebagai gambar atau simbol lain, selain lambang BI.
Apa peran masyarakat dalam memutus mata rantai pemalsuan uang rupiah?
Masyarakat bisa berperan dalam pelaporan dugaan tindak pidana pemalsuan rupiah yang dialaminya atau dilihatnya kepada pihak berwajib. Lalu pihak berwajib akan mengembangkan laporan untuk mengungkap jaringan pemalsuan uang rupiah. Masyarakat juga dapat mengajukan permohonan klarifikasi terhadap uang rupiah yang mencurigakan keasliannya di Bank Indonesia setempat. Masyarakat juga dapat menyerahkan uang mencurigakan di Bank umum terdekat sesuai pasal 27 ayat (1) Peraturan Bank Indonesia No. 14/7/PBI/2012 tentang pengelolaan Uang Rupiah, Bank harus menahan fisik uang yang diragukan keasliannya untuk diserahkan ke Bank Indonesia (BI).
Moment apa yang ditengarai paling berpengaruh terhadap maraknya mengedaran uang palsu?
Menurut data temuan uang palsu yang diolah oleh Bank Indonesia tidak ditemukan hubungan pemalsuan uang dengan moment tertentu. Namun Masyarakat tetap dihimbau untuk waspada terutama pada saat menjelang hari raya agama atau pemilu karena pada saat tersebut peredaran uang sangat cepat.
Apa saja upaya preventif yang dilakukan Bank Indonesia untuk memberantas pemalsuan uang rupiah?
Salah satu caranya yaitu terus meningkatkan kualitas unsur pengamanan yang ada di uang Bank Indonesia, juga selalu menganalisis celah mana yang masih bisa ditembus oleh si pemalsu agar uang rupiah sulit untuk dipalsu.
Apa Bank Indonesia mempunyai wewenang untuk menyatakan uang asing Palsu?
Tidak, Bank Indonesia hanya berhak menyatakan keaslian uang rupiah saja sesuai dengan ketentuan pasal 29 ayat (1) UU no 7 tahun 2011 tentang mata uang. apabila mendapatkan mata uang asing palsu bisa langsung melapor ke polisi.
Apa Bank Indonesia memberikan penggantian uang palsu yang ditemukan atau dilaporkan warga?
TIDAK,uang rupiah palsu bukanlah uang dan tidak memiliki nilai ekonomis. Sehingga tidak ada penggantian dalam bentuk apapun. Oleh karena itu masyarakat dihimbau untuk selalu waspada dan mengenali keaslian uang rupiah.
Darimana masyarakat bisa mendapatkan materi ciri keaslian rupiah?
Masyarakat bisa membuka web Bank Indonesia dengan alamat bi.go.id bila ada pertanyaan lebih lanjut bisa mengirim email ke alamat bicara@bi.go.id
Apa itu BOTASUPAL?
Ialah badan yang bertugas mengkoordinasikan pemberantasan uang palsu yang terdiri dari BIN, POLRI, Kejaksaan Agung Kemenkeu, dan Bank Indonesia.
Apakah pada saat transaksi masyarakat dapat menolak uang rupiah?
TIDAK, Masyarakat dilarang menolak uang rupiah dalam transaksi keuangan apapun kecuali terdapat keraguan tentang ciri keasliannya. Hal ini sesuai dengan Pasal 23 ayat (1) UU no 7 tahun 2011 tentang mata uang.
Apakah masyarakat boleh meniru uang rupiah untuk keperluan promosi atau pendidikan?
Masyarakat boleh meniru dengan mencantumkan kata "SPESIMEN" pada uang tiruan. Hal ini sesuai dengan pasal 24 ayat (1) UU no 7 tahun 2011 tentang mata uang no 19 tahun 2002 tentang hak cipta.
Apa itu Tiruan Rupiah?
Uang tiruan yang mirip dengan aslinya namun tidak boleh diedarkan dan biasanya untuk keperluan edukasi saja. Apabila diedarkan, sang pengedar dikenai hukuman 1 tahun penjara atau denda sebanyak Rp. 200.000.000,00
Bagaimana cara yang efektif agar kita mengenal Rupiah?
Dengan secara teliti melakukan 3D yaitu, dilihat, diraba, diterawang dan melakukan transaksi secara non tunai.
Modus peredaran uang palsu apa saja yang harus diwaspadai?
Bila menukarkan uang pecahan kecil sebaiknya ditukarkan ke Bank, Hindari bertransaksi di ruangna gelap, Waspadai nilai tukar yang tidak sesuai dengan aslinya, jangan terburu-buru dalam bertransaksi.
Apa yang dilakukan Bank Indonesia terhadapa uang yang meragukan, lalu uang tersebut dinyatakan palsu?
Bank Indonesia (BI) akan menyerahkan ke Kepolisian sesuai aturan yang berlaku.
Apakah uang boleh distaples atau diikat dengan karet ?
TIDAK, karena hal tersebut dapat merusak fisik uang tersebut. Uang rusak pada kondisi tertentu tidak dapat digunakan sebagai alat pembayaran dan akan dimusnahkan oleh Bank Indonesia.
Bagaimana cara merawat uang dengan baik?
1. Jangan mencoret-coret uang, distaples ataupun diikat.
2. Jangan melipat uang, simpanlah uang dengan baik dan rapi.
3. Tidak merobek, membakar, dan merusak uang dengan sengaja.
Apa yang harus dilakukan jika masyarakat mendapat uang lusuh atau rusak?
Uang tersebut bisa langsung ditukarkan ke Bank Indonesia dengan syarat :
1. Fisik uang lebih besar dari 2/3 ukuran aslinya dan tetap dapat dikenali keaslianny meskipun dengan ada tidaknya nomor seri.
2. Uang rusak tidak dalam satu kesatuan tetapi nomor seri pada uang tersebut harus lengkap dan sama serta dapat dilihat ciri keasliannya.
Uang rusak yang tidak mendapatkan ganti itu seperti apa?
1. Fisik uang kurang dari 2/3 dari ukuran aslinya.
2. nomor seri tidak lengkap dan sama serta tidak dalam satu kesatuan.
3. menurut pertimbangan Bank Indonesia uang tersebut dirusak secara sengaja.
Apa yang dilakukan Bank Indonesia terhadap uang lusuh dan rusak?
Demi menjaga uang yang beredar maka uang lusuh dan rusak akan dimusnahkan dan selanjutnya akan melakukan pencetakan kembali.
Ada berapa Pahlawan yang akan digunakan dalam desain uang TE 2016?
ada 12 (dua belas).
1. Dr.H.C. Ir Soekarno.
2. Dr. H.C. Drs. Muhammad Hatta.
3. Ir. H. Djuanda Kartawidjaja.
4. Dr. K.H idham Chalid.
5. Dr. G.S.S.J. Ratulangi.
6. Mohammad Hoesni Thamrin.
7. Frans Kaisiepo.
8. Tjut Meutia.
9. Mr. I Gusti Ketut Pudja.
10. Dr. Tjiptomangun Kusumo.
11. Letjen TNI T.B. Simatupang.
12. Prof. Dr.Ir. Herman Johannes.
lalu pada akhir pertemuan, beliau sambil makan-makan dengan kami, beliau mengatakan, tidak ada yang namanya pahlawan kafir, atau bukan agama Islam. jadi tidak ada undang-undang bahwa yang boleh dijadikan desan gambar di uang, harus muslim.
Syarat pahlawan yang bisa dijadikan desain gambara pada uang 2016 adalah :
1. menjadi pahlawan.
2. sudah wafat.
3. mendapat izin dari ahli waris.
mungkin itu saja, bersambung kapan-kapan lagi. tangan saya lelah menulis.
terima kasih.
Fikri Farikhin.
Rabu, 11 Januari 2017
MURID ITU UNIK
Ketika kita mengajar, jangan pernah mempunyai anggapan bahwa saya harus memahamkan semua materi saya ke mereka. Karena semua murid itu unik. Setiap murid mempunyai kemampuan yang telah diberikan oleh tuhan padanya, yang tiap murid itu tidak sama. Jika kita hanya punya keinginan membuat pandai tidak jadi masalah, namun jika akhirnya menjadikan anda frustasi karena mereka tidak pandai, itu yang salah. karena memang tuhan membuat mereka berbeda tentang yang dikuasai murid satu dengan murid yang lain.
Selasa, 10 Januari 2017
Senin, 02 Januari 2017
DOKTRIN EKONOMI DAN ISLAM
DOKTRIN EKONOMI DAN ISLAM
Oleh : Fikri Farikhin,M.Pd.I
Dalam usaha mengkaji sebuah doktrin ekonomi yang definitif, pertama-tama tentunya akan jauh lebih baik apabila kita terlebih dahulu merumuskan bersama pengertian istilah "doktrin" guna memperjelas ---pada awal kajian kita--- panduan menuju tujuan dan sifat dasar kandungannya, yang mana ini harus dijelaskan dan dibatasi oleh sebuah pembahasan mengenai doktrin ekonomi.
Lalu, apa sebenarnya yang dimaksud dengan istilah doktrin? Apa perbedaan antara doktrin ekonomi dan ilmu ekonomi? bidang-bidang apa saja yang diperlukan secara doktrinal?
Dengan berlandaskan pada jawaban atas semua pertanyaan tersebut di atas, maka kita akan dapat merumuskan panduan dalam menemukan doktrin ekonomi dengan cara yang umum, hingga nantinya kita bisa menentukan sifat dasar penyelidikan yang akan kita tempuh guna menemukan doktrin ekonomi Islam.
Sehubungan dengan itu, hendaknya kita mengingat kembali apa yang telah kita sepakati tentang pengertian dari istilah "doktrin" dan "ilmu pengetahuan" (sains).
Doktrin ekonomi dalam sebuah masyarakat pada dasarnya menunjukkan cara atau metode yang dipilih dan diikuti masyarakat tersebut dalam kehidupan ekonominya serta dalam memecahkan setiap problem praktis yang dihadapinya.
Sementara ilmu Ekonomi adalah ilmu yang berhubungan dengan penjelasan terperinci perihal kehidupan ekonomi, peristiwa-peristiwa, gejala-gejala (fenomena-fenomena) lahiriahnya., serta hubungan antara peristiwa-peristiwa dan fenomena-fenomena tersebut dengan sebab-sebab dan faktor-faktor umum yang memengaruhinya.
Usaha untuk membedakan kedua istilah ini, walaupun mengindikasikan sebuah perbedaan yang esensial di antara keduanya, masih belum cukup ketika kita mencoba untuk mengungkap doktrin itu sendiri secara pasti atau untuk membentuk suatu gagasan yang pasti mengenainya. Akan tetapi, meskipun begitu, kita menggunakan perbedaan yang telah diuraikan tersebut di atas sebagai landasan hanya untuk mempermudah para pembaca dalam berhubungan dan dalam memahami hakikat ekonomi Islam yang sedang kita kaji ini serta untuk mempermudah para pembaca melihat perbedaan ini, sehingga bisa menarik kesimpulan bahwa : ekonomi Islam adalah sebuah doktrin dan bukan merupakan suatu ilmu pengetahuan, karena ia adalah cara yang direkomendasikan Islam dalam mengejar kehidupan ekonomi, bukan merupakan suatu penafsiran yang dengannya Islam menjelaskan peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam kehidupan ekonomi dan hukum-hukum yang berlaku di dalamnya.
Untuk merealisasikan tujuan itu, yaitu mempermudah pembahasan dan mempermudah pemahaman bagi para pembaca serta untuk menekankan "label doktrin" dari ekonomi Islam, maka cukuplah bagi kita untuk mengatakan bahwa doktrin adalah suatu "sistem", sementara ilmu adalah suatu "penafsiran" (interpretasi). Ini sekedar untuk memperjelas bahwa ekonomi Islam adalah suatu doktrin, bukan ilmu pengetahuan.
Namun kita harus mengenal lebih jauh doktrin ekonomi agar bisa melihat---sesuai dengan pemahaman kita terhadap istilah tersebut--- dalam bidang-bidang mana saja ia beroperasi atau berlaku, lalu kita berusaha untuk mencatri setiap keterkaitan Islam dengannya.
Dalam bidang apa saja sebenarnya doktrin ekonomi itu berlaku? Sejauh apakah cakupan jangkauannya? Apa ciri-ciri umum yang dapat kita temukan dalam setiap doktrin ekonomi? Apakah ciri-ciri itu dapat kita garis bawahi sehingga kita bisa memakainya untuk menarik pemikiran-pemikiran doktrinal dalam Islam, guna menentukan apa itu yang dimaksud dengan doktrin ekonomi Islam?
Semua pertanyaan di atas mengharuskan kita membuat suatu batasan yang jelas tentang doktrin guna membedakannya dari ilmu pengetahuan. Setelah itu barulah kita bisa memberikan jawaban bagi setiap pertanyaan itu. Dan dalam kaitannya dengan ini, tidaklah cukup dikatakan bahwa doktrin itu semata suatu cara atau metode.
*******
Minggu, 01 Januari 2017
BAHASA INGGRIS ITU MUNAFIK?
Tak hanya sekali, aku mendapatkan pernyataan bahwa "bahasa Inggris itu Munafik", apakah benar demikian? tidak.
jika kita faham, sebenarnya bahasa Inggris tidak munafik. karena sudah ada standar tersendiri yang bagi orang awam bahasa Inggris tidak tahu.
mereka mengatakan munafik, katanya karena tulisan dan bacaannya tidak sama. memang demikian, untuk sementara waktu, jika kita belum tahu.
begini ya, sebenarnya jika kita tahu, kita tidak mungkin akan mengatakan demikian.
bigini lo, setiap kata dalam bahasa Inggris itu sudah ada cara bacanya (makhorijul khurufnya). dan hal itu sudah disebutkan di dalam setiap kamus Inggris-Indonesia, bukan sebaliknya. dan hampir pasti ada.
untuk lebih jelasnya, silahkan hubungi saya saja. ok. 081331325379. kita akan diskusi tentang hal itu. dan pasti anda akan langsung cerdan dan faham. ok. bye.
GANTI ITU DARI ALLAH
Wahai saudaraku, Ingatlah, bahwa Ganti itu dari Allah. Bukan dari yang lain.
Allah tidak pernah mencabut sesuatu dari kita, kecuali Dia (Allah) menggantinya dengan yang lebih baik. Tetapi, itu terjadi apabila kita mau bersabar dan tetap ridha dengan segala ketetapan-Nya.
Seperti yang disebutkan dalam sebuah hadis dibawah ini :
"Barangsiapa Kuambil dua kekasihnya tetap bersabar, maka Aku akan mengganti kedua nya itu dengan surga." (Al-Hadis)
dan,
"Barangsiapa Kuambil orang yang dicintainya di dunia, tetap mengharap ridhaKu, niscaya Aku akan menggantinya dengan surga."
Ini merupakan ucapan selamat bagi orang-orang yang mendapat musibah dan kabar gembira bagi orang-orang yang mendapat bencana.
Umur dunia ini sangatlah pendek dan gudang kenikmatannya pun sangat miskin. Adapun akhirat, lebih baik dan kekal. Sehingga, barangsiapa di dunia mendapat musibah ia akan mendapat kesenangan di akhirat kelak, dan barangsiapa hidup sengsara di dunia ia akan hidup bahagia di akhirat. Lain halnya dengan mereka yang memang lebih mencintai dunia , ia mendambakan kenikmatan dunia saja, dan lebih senang pada keindahan dunia. Hati mereka akan selalu gundah gulana, cemas tidak mendapatkan kenikmatan dunia dan takut tidak nyaman hidupnya di dunia. Mereka ini hanya menginginkan kenikmatan dunia saja, sehingga mereka selalu memandang musibah sebagai petaka besar yang mematikan. Mereka juga akan memandang setiap cobaan sebagai sesuatu yang gelap gulita selamanya. Ini adalah karena mereka selalu memandang ke arah bawah talapak kakinya dan hanya mengagungkan dunia yang sangat fana dan tak berharga ini.
Wahai orang-orang yang tertimpa musibah, sesungguhnya tak ada sesuatu pun yang hilang dari kalian. Kalian justru beruntung, karena Allah selalu menurunkan sesuatu kepada para hamba-Nya dengan "surat ketetapan" yang di sela-sela huruf kalimatnya terdapat suatu kelembutan, empati, pahala, ada balasan, dan juga pilihan. Maka dari itu, siapa saja yang tertimpa musibah yang hebat, ia harus menghadapinya dengan sabar, mata yang jernih dan pola pikir yang panjang. Dengan begitu, ia akan menyaksikan bahwa buah manis dari musibah itu adalah :
"Lalu, diadakanlah di antara mereka dinding yang mempunyai pintu. Di sebelah dalamnya ada rahmat dan di sebelah luarnya dari situ ada siksa." (Q.S. Al-Hadid: 13)
rewritten by : Mr. Fah
SEJARAH LENGKAP ASWAJA
SEJARAH LENGKAP AHLUSSUNNAH WAL JAMAAH (ASWAJA)
ILUSTRASI NU SEBAGAI ORGANISASI ISLAM BERBASIS ASWAJA DI INDONESIA
Membincang soal Ahlussunnah wal Jama'ah (selanjutnya disebut Aswaja), kita tidak bisa lepas dari sejarah panjang di mana sejarah ini akan membentuk sebuah peta kesejarahan Aswaja apabila dilihat dari berbagai perspektif. Untuk itu, saya perlu membuat sebuah roadmap sejarah Aswaja agar labirin Aswaja dari zaman ke zaman mudah dibongkar dan disuguhkan dalam sebuah teks yang mudah dipahami bersama. Sebelum membahas soal peta kesejarahan Aswaja, lebih baiknya kita mengerti pengertian Aswaja secara tekstual-harfiah-skriptural.
Pengertian Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja) adalah Ahlussunnah berarti ahli sunnah atau pengikut ajaran sunnah Nabi Muhammad. Sementara itu, Jama’ah yang dimaksud merujuk pada jama’ahnya Nabi Muhammad yang tak lain adalah para sahabat dan generasi selanjutnya seperti tabi’in, tabi’ut tabi’in, termasuk imam empat madzab (ada yang mengklasifikasikan sebagai tabi’in dan ada juga yang mengklasifikasikan sebagai tabi’ut tabi’in) atau salafush shalih, hingga generasi berikutnya yang punya ikatan madzab dengan generasi salafush shalih.
Setelah tahu arti atau makna Aswaja dalam perspektif bahasa, sekarang coba kita bedah historisitas Aswaja dari zaman ke zaman untuk mengetahui titik terang bagaimana sebetulnya Aswaja terbentuk hingga menjadi salah satu madzab yang menjadi rebutan para kelompok Islam di dunia. Banyak organisasi Islam bermunculan yang kemudian masing-masing mengklaim bahwa merekalah penganut Aswaja.
Saya garis besar saya akan membagi historisitas Aswaja ke dalam tiga fase besar. Pertama, fase teologis. Kedua, fase sosial-politik. Ketiga, fase madzab. Fase madzab juga berarti fase aliran atau ideologi. Ini hanya ijtihad dan formula ilmiah kesejarahan yang saya buat secara pribadi, tidak merujuk dari buku atau kitab mana pun sehingga Anda boleh setuju atau tidak. Yang jelas, klasifikasi fase Aswaja ini saya buat untuk memudahkan pemahaman terhadap roadmap sejarah Aswaja.
Aswaja pada fase teologi dibagi lagi ke dalam dua fase, yaitu fase teologi substantif dan fase teologi formal. Pada fase teologi substantif, Aswaja muncul sejak Nabi Muhammad diangkat menjadi rasul pada usia 40 tahun 6 bulan dan 8 hari. Ini fase awal di mana umat manusia diminta untuk mengikuti ajaran Nabi Muhammad yang kemudian dikenal dengan Islam. Setelah sahabat banyak bermunculan mengikuti Nabi, umat manusia juga diminta untuk mengikuti ajaran sahabat yang terlebih dahulu diajarkan oleh Nabi.
Pada fase teologi substantif ini, kalimat Aswaja sama sekali tidak muncul, tetapi secara substantif umat manusia diajak untuk mengikuti ajaran Muhammad dan para sahabat, sehingga meski tidak secara formal muncul kalimat “ahlussunnah wal jama’ah”, tetapi umat manusia sudah diminta untuk mengikuti ajaran Nabi dan sahabatnya yang secara substantif berarti “ahlussunnah wal jama’ah”. Pada fase ini, orang-orang yang menyatakan masuk Islam secara otomatis adalah pengikut Aswaja. Oleh karena itu, saya lebih suka menamai fase ini dengan fase teologi substantif.
Selanjutnya adalah fase teologi formal. Fase ini berlangsung saat Nabi Muhammad menjelang wafat dan memberikan wejangan kepada umatnya bahwa umat Islam kelak akan terbagi ke dalam 73 golongan. Dan, semuanya akan masuk neraka, kecuali satu golongan, yakni golongan yang mengikuti Nabi Muhammad dan sahabat. Hadis ini yang kemudian oleh warga Nahdliyin digunakan sebagai hujjah terkait dengan madzab Aswaja. Bunyi hadisnya adalah “Ma'ana Alaihi Wa Ashabihi” di mana artinya harfiahnya adalah “Sebagaimana keadaanku sekarang dan sahabatku.”
Kenapa saya namankan fase teologi formal? Sebab, Nabi sudah mengumumkan Aswaja sebagai aliran Islam yang akan selamat secara formal-resmi kepada umatnya. Meskipun demikian, kata “ahlussunnah wal jama’ah” sama sekali tidak disinggung dalam peristiwa ini, sehingga hanya sebagai basis ajaran atau teologi saja. Dengan alasan ini, saya lebih suka menamakan peristiwa ini sebagai fase teologi formal dalam lintasan historisitas Aswaja.
Selanjutnya, kita coba bahas sejarah Aswaja pada fase sosial-politik. Peristiwa ini muncul pada masa sesudah Nabi Muhammad wafat hingga dalam periode tertentu muncul ulama besar bernama Abu Hasan Al Asy’ari (260H - 324H, 64 tahun), tokoh Muktazilah yang kemudian keluar dan mendirikan madzab baru dengan semangat “ma’ana alaihi wa ashabihi”. Pengikut madzab ini kemudian dinamakan Asya’ariyah. Seiring populernya ajaran ini, Asy’ariyah dijadikan mazhab resmi oleh Dinasti Gaznawi di India pada abad 11-12 Masehi, sehingga pemahaman ini mudah menyebar ke berbagai wilayah, termasuk India, Pakistan, Afghanistan, sampai ke Indonesia.
Selain Abu Hasan Al Asy’ari, ada juga tokoh yang mendukung semangat “ma’ana alaihi wa ashabihi”, yaitu Abu Mansur Al Maturidi yang kemudian pengikutnya dikenal dengan Al Maturidiyah. Dua tokoh ini kemudian secara formal dikenal sebagai ulama besar yang memelopori munculnya kembali semangat ajaran Islam berwawasan ahlussunnah wal jama’ah di tengah derasnya arus Islam berwawasan Jabariyah, Qodariyah, dan Mu’tazilah yang banyak membingungkan umat Muslim.
Kita kembali kepada sejarah setelah wafatnya Nabi Muhammad hingga munculnya aliran formal Ahlussunnah wal Jama’ah yang digagas dan dipopulerkan kembali oleh Al Asy’ari dan Al Maturidi. Setelah Nabi Muhammad Saw wafat, kepala negara atau pemimpin dari negara Islam yang dibuat oleh Nabi Muhammad adalah Abu Bakar Ash Shidiq. Abu Bakar dipilih sebagai pemimpin melalui sebuah musyawarah yang demokratis. Nabi Muhammad sema sekali tidak menunjuk pemimpin yang akan menggantikannya, sehingga pada akhirnya para sahabat menunjuk Abu Bakar sebagai pemimpin. Selanjutnya, pasca-Abu Bakar wafat, kepemimpinan digantikan oleh Umar Bin Khattab yang dikenal dengan beberapa ijtihadnya yang melampaui ajaran tekstual Nabi.
Pasca-Umar Bin Khattab wafat, kepemimpinannya diganti diganti oleh Ustman Bin Affan melalui sebuah pemilihan juga. Inilah dasar-dasar demokrasi praktis yang sudah dijalani pada masa khalifah Islam. Inilah kepiawaian Nabi Muhammad bahwa menjelang ia wafat sekalipun, Nabi tidak menunjuk pemimpin sehingga melahirkan sebuah sistem demokrasi praktis yang sehat pada masa awal-awal negera Islam pasca-Nabi Muhammad wafat.
Sejak Utsman Bin Affan wafat karena dibunuh pemberontak, kemelut muncul yang akhirnya perang antar-mukmin terjadi, yaitu perang antara kubu Ali dan Muawiyah. Peperangan secara militer dimenangkan oleh Ali Bin Abi Thalib, tetapi kemenangan secara diplomatis dimenangkan oleh Muawiyah yang akhirnya membawa Muawiyah sebagai khalifah. Peristiwa ini lahir istilah populer yang dikenal dengan tahkim, yaitu kelompok Muawiyah mengibarkan bendera putih dengan Al Quran berada di ujung tombok sebagai tawaran damai.
Berawal dari sini, muncul kelompok Islam baru yang menolak adanya tahkim dikenal dengan Khawarij. Kata khawarij diambil dari kata “kharaja” yang berarti keluar. Dari sini, golongan Islam sudah pecah menjadi tiga, yaitu Syiah (kelompok pendukung Ali, dari awal, tahkim, hingga akhir hayat Ali), Khawarij (pendukung Ali yang kemudian keluar pasca-peristiwa tahkim. Khawarij adalah golongan yang tidak membela Ali maupun Muawiyah karena berpendapat bahwa keduanya tidak menggunakan hukum Allah atau Al Quran), dan pendukung Muawiyah.
Jadi, tiga golongan Islam pada awalnya (terjadi sekitar tahun 40H) yang muncul adalah tiga: Syiah-Ali, Khawarij, dan Muawiyah. Saat perundingan tahkim terjadi, Ali mengutus Abu Musa Al Asy’ari yang berlatar tokoh agama, sementara Muawiyah mengutus Amru bin Ash yang berlatar tokoh politik.
Selanjutnya, untuk menguatkan kekuasaan Muawiyah dengan dalil agama, Muawiyah membuat aliran atau golongan Islam bernama Jabariyah yang mengajarkan bahwa setiap tindakan manusia adalah kehendak Allah. Sehingga, apa yang kita lakukan sudah menjadi takdir Allah. Aliran Jabariyah juga didukung sejumlah ulama yang dekat dengan Muawiyah. Dunia politik juga berlaku pada zaman ini. Boleh jadi, ulama yang mendukung dan menyebarkan ajaran Jabariyah untuk dekat dengan kekuasaan saja. Ini hanya spekulasi politik saja. Hal ini bisa dijumpai pada ulama sekarang ini yang mendukung tokoh politik tertentu dalam Pemilu.
Saat ajaran Jabariyah menyebar, tidak semua ikut aliran ini. Aliran Jabariyah digunakan untuk melegimitasi atas kekuasaan Muawiyah dari tangan Ali, karena peperangan dan kemenangan Muawiyah semuanya sudah ditakdirkan oleh Allah. Dari sini, aliran Islam sudah empat, yaitu Syiah, Khawarij, Muawiyah, dan Jabariyah (kelanjutan dari Muawiyah). Semua pengikut Muawiyah bisa dikatakan setuju dan ikut aliran Jabariyah. Salah satu dalil dalam Al Quran yang digunakan Jabariyah adalah “Wamaa ramaita idzromaita walaaa kinnalllaaha ramaa”
Artinya: “Tidaklah engkau memanah, pada saat memanah, akan tetapi Allah lah yang memanah.”
Merebaknya ajaran Jabariyah membuat situasi semakin rumit, banyak orang-orang yang malas bekerja karena yakin bahwa apa yang ia lakukan adalah kehendak Allah. Pun, pengemis banyak bermunculan akibat doktrin aliran Jabariyah ini dan perekonomian mulai goyah. Banyak orang yang sekadar beribadah ritual, tetapi tidak berusaha dan bekerja karena yakin bahwa rejeki sudah diatur oleh Allah. Aliran ini dalam istilah modern dikenal dengan “fatalism”. Padahal, aliran Jabariyah secara politis digunakan Muawiyah untuk melegitimasi caranya mengalahkan Ali melalui tahkim atau arbitrase, bukan muncul secara “murni” sebagai ajaran untuk kemaslahatan umat.
Respons atas kemelut ini, cucu Ali Bin Abi Thalib yang bernama Muhammad bin Ali bin Muhammad bin Ali bin Abi Thalib membuat aliran baru yang kemudian dikenal dengan Qodariyah. Aliran Qodariyah mengajarkan kepada umat Muslim bahwa manusia memiliki kehendak dan bertanggung jawab atas setiap perbuatannya. Dalam hal ini, Allah tidak memiliki ikut campur dalam setiap kehendak manusia. Dalil Al Quran yang populer untuk melegitimasi aliran ini adalah QS Ar-Ra’d ayat 11 yang artinya: “Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum, sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.”
Aliran Qodariyah muncul sebagai doktrin untuk melawan dan melakukan kritik terhadap aliran Jabariyah yang kian meresahkan umat. Pencuri pun akan mengaku bahwa apa yang dia lakukan adalah kehendak Allah. Dari sini aliran Jabariyah mulai luntur seiring runtuhnya kekhalifahan Muawiyah (Umayah) yang diganti dengan kekhalifahan Dinasti Abassiyah. Pada pemerintahan Dinasti Abassiyah ini, doktrin Qodariyah menjadi aliran paling populer hingga menjadi pondasi dan semangat untuk melakukan pembangunan negara. Tak ayal, paham Qodariyah paling tidak membantu Dinasti Abassiyah untuk melakukan reformasi besar-besaran dan menjadi negara maju dalam berbagai aspek, seperti ilmu pengetahuan.
Seiring populernya aliran Qodariyah, paham ini kemudian mengalami metamorfosa menjadi aliran Mu’tazilah yang serba menggunakan logika dalam setiap ijtihadnya. Bahkan, keturunan Abas selanjutnya menjadikan ajaran Mu’tazilah sebagai aliran resmi negara di mana setiap warga wajib menggunakan doktrin Mu’tazilah sebagai aliran pemikiran (manhajul fikr) umatnya. Beberapa peristiwa sampai pada pembunuhan terhadap setiap warganya yang tidak menggunakan aliran mu’tazilah.
Berawal dari sini, seorang ulama besar pada masanya yang mulanya pengikut Mu’tazilah dan mengatakan keluar untuk mendirikan madzab atau aliran baru dengan semangat “maa anna alaihi wa ashabihi.” Ulama tersebut bernama Abu Hasan Al Asy’ari. Al Asy’ari menyatakan netral, bukan menjadi bagian dari Jabariyah atau Qodariyah atau Mu’tazilah, tetapi ia ingin membangun kembali semangat ajaran yang dipesan Nabi Muhammad untuk mengikuti sunnah dan para sahabatnya.
Oleh Al Asy’ari, paham tersebut ia sebut sebagai Ahlussunah wal Jama’ah. Dari sini, sudah bisa dimengerti bahwa Jabariyah adalah aliran fatalism yang menganut kepada takdir. Sementara, Qodariyah adalah bertolak belakang dengan Jabariyah, yaitu manusia punya kehendak dan berlanjut dengan aliran Mu’tazilah di mana manusia punya kehendak sepenuhnya (free will) dan mengedepankan rasio atau akal sepenuhnya. Berbeda dengan ajaran Asy’ariyah yang menyatakan bahwa manusia punya kehendak, tetapi dalam porsi tertentu dibatasi oleh takdir Allah.
Dalam hal ini, ulama besar seperti Abu Mansur Al Maturidi juga mempelopori aliran bernama Al Maturidiyah yang juga dengan semangat “maa anna alaihi wa ashabihi”. Dua tokoh ini bisa dikatakan sebagai bapak Ahlussunah wal Jama’ah dalam bidang tauhid atau teologi. Sementara itu, ulama-ulama besar yang ijtihad fiqihnya mendasarkan pada Ahlussunah kemudian kita kenal dengan imam empat madzab, yakni Imam Hanafi, Imam Syafi’I, Imam Hambali, dan Imam Maliki.
Imam Hambali menjadi korban atas doktrin Mu’tazilah hingga imam Hambali dipenjara dan dihukum oleh dua khalifah berturut-turut (al Ma’mun dan al Mu’tasim) dalam pemerintahan Abbasiyah. Sementara itu, ulama Aswaja di bidang tasawuf yang dikenal pertama kali adalah Imam al Gazali dan Imam Abu Qasim Al-Junaidy. Inilah sejarah Aswaja pada fase sosial-politik.
Seiring berkembangnya ajaran Aswaja sebagai aliran pemikiran yang dirasa mampu mengakomodasi kepentingan ibadah-rohaniyah umat Muslim, Islam Aswaja atau orang juga populer menyebutnya Sunni berkembang pesat hingga ke berbagai penjuru dunia di mana masing-masing kelompok Islam menggunakan ideologi Aswaja. Salah satu kelompok atau perkumpulan Islam yang menganut Aswaja sebagai ideologi dan metode berpikir (manhaj al-fikr). Fase ini kemudian disebut dengan fase ideologi. Pada fase ini, Aswaja menjadi ideologi yang secara formal menjadi visi, spirit dan manhaj al fikr bagi perkumpulan atau organisasi keislaman. Dalam fase ini pula, banyak organisasi yang kemudian saling klaim bahwa dirinya adalah organisasi Islam bermadzab Aswaja.
Hadirnya para penyebar agama Islam di Nusantara seperti Walisongo memberikan warna bagi tumbuh suburnya aliran Aswaja di Indonesia. Walisongo menyebarkan Islam dengan cara damai, akomodatif, moderat, toleran dan berpegang pada mengambil maslahat dan menolak kemudaratan sebagai konsep yang dibawa oleh para ulama pendahulu yang mengusung Aswaja. Spekulasi saya, cara Walisongo dalam menyebarkan Islam di Nusantara juga berpedoman pada Aswaja.
Di Indonesia, tokoh yang digadang-gadang sebagai Bapak Aswaja Indonesia boleh jadi adalah KH Hasyim Asy’ari yang merupakan founding father pesantren Tebu Ireng, pesantren terbesar dan terpenting di Jawa pada abad 20 an. Kenapa saya katakan Bapak Aswaja? Sebab Hasyim Asy’ari lah yang merumuskan secara formal bagaimana organisasi Islam yang ia bentuk (Nahdlatul Ulama) harus menggunakan aliran Aswaja sebagai manhajul fikr.
Bersama dengan ulama penting lainnya, Hasyim Asy’ari membentuk organisasi Islam bernama Nahdlatul Ulama pada 31 Januari 1926 dengan Aswaja sebagai landasan dan manhajul fikr-nya. Begini kutipannya, “Adapoen maksoed perkoempoelan ini jaitoe : Memegang dengan tegoeh pada salah satoe dari mazhabnja Imam Empat, jaitoe Imam Moehammad bin Idris Asj Sjafi’i, Imam Malik bin Anas, Imam Aboe Hanifah an Noe’man atau Imam Ahmad bin Hambal, dan mengerdjakan apa sadja jang mendjadikan kemaslahatan agama Islam.”
NU secara eksplisit menjelaskan bahwa tujuan awal dibentuknya NU adalah untuk mengembangkan ajaran-ajaran Islam ala Ahlussunnah wal Jama’ah dan melindunginya dari penyimpangan kaum pembaharu dan modernis. Aswaja juga menjadi landasan atas semua prilaku dan keputusan yang berlaku di NU. Bukan hanya landasan dalam kehidupan beragama, tetapi menjadi landasan moral di setiap kehidupan sosial-politik NU.
Bertolak dari sini, ada beberapa prinsip yang menjadi landasan dalam kehidupan kemasyarakatan NU (hasil dari ijtihad KH Akil Siraj) yaitu tawasuth (moderat, sikap tengah-tengah, sedang, tidak ekstrim kiri atau ekstrim kanan), tasamuh (toleransi), tawazun (seimbang dalam segala hal, termasuk dalam penggunaan dalil 'aqli dan dalil naqli), dan Amar ma’ruf nahi munkar. Demikian sejarah lengkap Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja) yang bisa dijadikan sebagai acuan dan referensi akademik, namun harus mencantumkan sumber dan nama penulis.
SOAL ULUMUL HADIS
Fikri farikhin
Soal uas ulumul hadis
Semester 3 (PGRA)
1. Apakah pengertian hadis?
2. Apa perbedaan hadis, khobar, sunnah dan atsar?
3. Apakah yang dinamakan hadis qudsi?
4. Apa perbedaan hadis riwayah dan hadis dirayah?
5. Apakah yang dinamakan :
a. Ilmu jarh wa ta’dil?
b. Hadis maudhu’
c. Takhrij hadis
d. Ingkar as-sunnah
Note : Ujian ini bersifat open book. Dan mohon tulisannya yang bagus. Agar korektor bisa membaa jawaban anda.
Soal uas ulumul hadis
Semester 3 (PGRA)
1. Apakah pengertian hadis?
2. Apa perbedaan hadis, khobar, sunnah dan atsar?
3. Apakah yang dinamakan hadis qudsi?
4. Apa perbedaan hadis riwayah dan hadis dirayah?
5. Apakah yang dinamakan :
a. Ilmu jarh wa ta’dil?
b. Hadis maudhu’
c. Takhrij hadis
d. Ingkar as-sunnah
Note : Ujian ini bersifat open book. Dan mohon tulisannya yang bagus. Agar korektor bisa membaa jawaban anda.
Langganan:
Postingan (Atom)